Kab. Sikka, lldikti15.kemdikbud.go.id – Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero, Jumat 28-10-2022 menggelar Wisuda Sarjana Program Studi S1 Ilmu Filsafat dan Program Studi S2 Ilmu Agama/Teologi Katolik Periode II Tahun Akademik 2021/2022 di Auditorium St. Thomas Aquinas, Ledalero, dengan jumlah wisudawan sebanyak 210 orang terdiri dari 177 wisudawan Program S1 Ilmu Filsafat dan 33 wisudawan Program Magister Teologi (S2).
” Saya harap para sarjana filsafat dan teologi yang diwisuda pada hari ini, setelah ini tidak hanya duduk bermalas-malasan sambil mengharapkan bagaimana nasib atau tetesan nasib dari atas, nasib baik atau nasib buruk itu dinantikan. Tetapi harus bekerja karena bekerja keras tidak selesai dengan ritual wisuda yang Anda alami pada hari ini,” demikian dikatakan Rektor IFTK Ledalero, Dr. Otto Gusti Madung dalam sambutannya.
Dikatakannya, filsafat adalah metode berpikir kritis dan mandiri. Tantangan dan perubahan zaman hanya dapat dihadapi secara kreatif oleh seorang pribadi yang mandiri, seorang pribadi yang kritis dan terbuka terhadap peluang-peluang yang baru.
” Masa depan itu bukan nasib yang datang dengan sendirinya. Kitalah yang merancangnya. Maka pertanyaannya bukan bagaimana kita akan hidup melainkan bagaimana kita mau merancang kehidupan itu,” tegas Dr. Otto.
Ditambahkannya, dewasa ini kita dihadapkan dengan tantangan di mana kapitalisme tidak lagi mengenal batas akhir tetapi batas-batas baru yang selalu berusaha untuk dilampauinya. Di bawah cengkeraman kapitalisme, bukan hanya materi fisik tetapi juga unsur-unsur metafisis direduksi menjadi resources atau sumber daya ekonomi.
“ Kita ambil saja contoh waktu. Dalam sejarah filsafat kita belajar bahwa waktu seperti halnya ruang, dipandang sebagai syarat apriori atau syarat metafisis penginderaan. Artinya peristiwa hari ini di mana 210 orang mahasiswa diwisuda hanya dapat ditangkap oleh indera kita karena kita sebagai subjek memiliki syarat apriori di dalam kepala yakni ruang dan waktu. Namun, kapitalisme perlahan-lahan melucuti makna metafisik waktu dengan mengkuantifikasikannya.
Hal ini ditunjukkan secara kasat mata dalam ungkapan time is money yang menjadi prinsip hidup setiap kita. Waktu adalah uang adalah ciptaan kapitalisme sejak revolusi industri yang kedua. Waktu mulai dihitung. Waktu adalah harta yang berharga yang harus digunakan secara ekonomis dan tidak boleh diboroskan,” jelas Dr. Otto.
Prof. Dr. Adrianus Amheka, S.T., M.Eng., Kepala LLDIKTI Wilayah XV, dalam sambutannya mengatakan IFTK bukan hanya berpotensi pada pelibatan global competitiveness, namun yang menjadi salah satu embrio pembentukan nadi global competitiveness. “ Kami sangat berharap penuh pada hasil/produk global competitiveness yang ada di IFTK untuk memberikan transfer semangat, strategi, planning, bahkan transfer soft skills, experience, knowledge, sampai transfer wisdom bagi segenap Perguruan Tinggi di NTT bahkan di Indonesia yang selanjutnya diharapkan menjadi motor penggerak peradaban global competitiveness di NTT (atau di Flores secara khusus). Stimulasi pergerakan ini telah terukur pada 3 program studi dibawah IFTK Ledalero.”, ungkap Prof. Adrianus.
Dikatakan Prof. Adrianus secara kelembagaan, hal-hal diatas memberikan implikasi fondasi yang kokoh bagi IFTK yang baru berubah bentuk dari STFK dengan tambahan 2 Program Studi yakni Kewirausahaan; dan Prodi Desain Komunikasi Visual.
“ Perubahan jaman dari waktu ke waktu dengan periode tahun yang besar niscaya membentuk pola pengetahuan yang perlu dikawal melalui kebijakan-kebijakan pemerintah yang ideal dalam rangka adaptasi dengan pola jaman yang baru, seperti saat ini di era disruptive teknologi yang merupakan salah satu dampak dari revolusi industri 4.0,”
Hal lain adalah dengan adanya Society 5.0 memberikan ruang yang paling ideal melalui Super Smart Society. Dimana implikasinya dibutuhkan manusia dengan segudang elemen kompetensi sesuai jaman diantaranya kepekaan sosial, critical thinking, dan respect terhadap inovasi, “ jelas, Prof. Adrianus.
Prof. Adrianus mengatakan “pemerintah telah melakukan transformasi kebijakan pendidikan tinggi dalam wadah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dirasa yang paling tepat dan paling ideal bagi angkatan kerja untuk bisa beradaptasi dengan jamannya, dengan penekanan pada soft skill lulusan perguruan tinggi yang adapatif.
Dalam hal melaksanakan aktivitas pemenuhan kompetensi hard skills dan soft skills bagi peserta didik, maka institusi perlu memastikan kesiapan dalam hal tata kelola yang berbasis peningkatan mutu pada aspek Tridharma PT. Ini adalah kunci dalam mempertahankan reputasi karakteristik ITFK yg sudah mendunia, ungkap Prof. Adrianus.
“ Kami dari Kemdikbudristek berharap PT terus berupaya untuk meningkatkan jejaring dan kolaborasi dengan kementerian/lembaga lain pada tingkat daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Organisasi non-pemerintah dalam berbagai aspek dengan semangat kegotong-royongan, dan berkolaborasi yang signifikan untuk perwujudan kebijakan transformatif PT di Indonesia yang bermanfaat bagi kualitas lulusan PT yang unggul dalam hal Iptek, moral, berakhlak baik dan berjiwa Pancasilais” , jelas Prof. Adrianus.
Ditambahkannya “ kami telah melakukan klasterisasi pada PTS lingkup LLdikti XV termasuk IFTK dalam hal mendukung kebijakan Kemdikbudristek melalui pembentukkan Satgas di kampus dalam hal implementasi kebijakan anti intoleransi, anti kekerasan seksual, anti perundungan, dan anti korupsi; serta Peningkatan kinerja dengan meningkatkan jumlah dosen yang berkegiatan Tridarma di luar kampus dan jumlah program studi yang bekerja sama dengan mitra, ucap Prof. Adrianus diakhir sambutannya.
Sumber: Humas LLdikti XV.