Kepala LLDIKTI Wilayah XV Hadiri Pertemuan Kedua Pembahasan Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Provinsi NTT

lldikti15.kemdikbud.go.id – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XV, Prof. Dr. Adrianus Amheka, ST., M.Eng, turut hadir dalam pertemuan strategis bersama Pemerintah Provinsi NTT yang diadakan di Ruang Rapat Kantor Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk membahas penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem, yang merupakan dua masalah sosial yang menjadi prioritas nasional.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Dr. Mohammad Fauzan Adziman, perwakilan Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, serta Sekretaris Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Diskusi kemudian dilanjutkan di Aula G. Boekay Bappeda Provinsi NTT dengan kehadiran Tim Universitas Katolik Widya Mandira Kupang dan perangkat daerah lainnya. Pada kesempatan tersebut, berbagai pihak dari pemerintah pusat dan daerah serta akademisi terlibat dalam diskusi dan perumusan langkah-langkah strategis untuk menghadapi tantangan besar dalam penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayah NTT.

Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dalam sambutannya menegaskan pentingnya komitmen dan keberanian seluruh pihak untuk segera melaksanakan program ini.

“Apapun kondisinya, program ini harus tetap jalan. Masyarakat butuh solusi nyata, sekarang,” tegas Gubernur Melki.

Ia juga menyoroti beberapa wilayah yang memiliki prevalensi stunting dan kemiskinan ekstrem yang sangat tinggi, seperti Timor Tengah Selatan (TTS), Sumba Barat Daya (SBD), dan Manggarai Timur.

Daerah-daerah ini pun ditetapkan sebagai prioritas utama untuk penanganan dalam upaya penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem.

Lebih lanjut, Gubernur menyarankan agar perguruan tinggi yang ada di wilayah-wilayah tersebut dilibatkan langsung dalam program ini. mengingat mereka memiliki kapasitas serta sumber daya manusia (SDM) yang sangat potensial untuk mendukung perubahan yang nyata di lapangan.

“Kita punya kampus-kampus di setiap wilayah ini. Mereka harus kita libatkan langsung, karena perguruan tinggi memiliki kapasitas dan SDM yang bisa mendorong perubahan nyata di lapangan. Ini adalah langkah konkret untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan,” tambahnya.

Dr. Mohammad Fauzan Adziman dalam kesempatan ini juga menyampaikan pandangannya mengenai peran pendidikan tinggi dalam mendukung pembangunan daerah serta menggaris bawahi pentingnya peran riset dan inovasi dari dunia pendidikan tinggi dalam mengatasi tantangan pembangunan daerah.

“Kampus bukan hanya menara gading, tapi agen perubahan. Perguruan tinggi harus turun langsung dan menjadi mitra pemerintah dalam menyelesaikan persoalan mendasar seperti stunting dan kemiskinan,” ujar Dr. Fauzan.

Pertemuan ini menghasilkan sejumlah kesepakatan yang sangat penting dan berpotensi memberikan dampak positif dalam penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di NTT. Salah satu poin utama adalah bahwa program ini harus segera dilaksanakan tanpa menunggu kondisi yang dianggap ideal. Gubernur NTT dan semua pihak yang hadir pada rapat tersebut sepakat untuk memulai langkah-langkah konkret dengan memilih daerah-daerah dengan tingkat prevalensi stunting dan kemiskinan ekstrem tertinggi sebagai prioritas intervensi, yaitu Timor Tengah Selatan (TTS), Sumba Barat Daya (SBD), dan Manggarai Timur

Selain itu, dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa setiap daerah akan melibatkan perguruan tinggi lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem. Perguruan tinggi diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran serta sumber daya dalam berbagai aspek, seperti riset, pendidikan, serta kegiatan pengabdian masyarakat yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat di lapangan.

Bapperida NTT juga ditunjuk sebagai sekretariat koordinasi, yang akan mengatur rapat koordinasi dengan lokasi yang fleksibel untuk memastikan efektivitas pelaksanaan program.

Kick-off program ini direncanakan untuk dimulai pada bulan Mei 2025. Meskipun masih beberapa bulan lagi, persiapan yang matang dan sinergi antar berbagai pihak diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi masyarakat NTT, terutama dalam mengurangi angka stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayah ini. Komitmen penuh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dunia pendidikan tinggi diharapkan dapat memperkuat langkah-langkah kolaboratif yang telah disepakati.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta perubahan yang lebih cepat dan berkelanjutan, di mana seluruh elemen masyarakat, termasuk perguruan tinggi, pemerintah, serta lembaga-lembaga terkait lainnya, berperan aktif dalam mempercepat penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem. Langkah strategis ini diharapkan tidak hanya berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup masyarakat NTT, tetapi juga menjadi contoh bagi daerah-daerah lain dalam menghadapi tantangan serupa di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hubungi kami di : tel:085959344617

Kirim email ke kamilldiktixv@gmail.com