
Kota Kupang, lldikti15.kemdikbud.go.id- Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XV (LLdikti) Prof. Dr. Adrianus Amheka, ST., M.Eng didampingi para Ketua Tim Kerja melakukan Audiensi bersama bersama Pj. Gubernur NTT Dr. Andriko Noto Susanto, S.P., M.P., di Ruang Kerja Gubernur NTT pada Kamis, 12 September 2024. Turut hadir mendampingi Pj, Gubernur ialah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, S.Sos, M.M.
Dalam kunjungan tersebut Kepala LLDikti Wilayah XV Prof. Dr. Adrianus Amheka, ST., M.Eng mengungkapkan bahwa maksud kedatangan LLDIKTI Wilayah XV ialah untuk melakukan silahturahmi dan juga melaksanakan koordinasi dan konsilidasi dengan pihak pemerintah Provinsi mengenai pemetaan mutu pendidikan tinggi. “Perlu diketahui juga bahwa kami di dalam tugas dan fungsi secara teknis berkaitan dengan fasilitasi peningkatan jabatan fungsional tenaga pendidik, rekomendasi pembentukan program studi dan perguruan tinggi dan juga aspek-aspek kerjasama dan pengolaan pelaporan data informasi pendidikan tinggi dan aspek lainnya”, jelas Prof. Adrianus.
Dikatakannya LLDIKTI Wilayah XV juga mengharapkan adanya arahan dari Pj. Gubernur dan Kepala Dinas Pendidikan mengenai koordinasi teknis kami agar bisa membantu program-program pemerintah daerah yang mungkin berkesinggungan dengan fungsi di LLDIKTI Wilayah XV.
Kedatangan LLDikti Wilayah XV disambut baik oleh Pj. Gubernur Dr. Andriko Noto Susanto, S.P., M.P. Beliau mengapresiasi dan mendukung setiap program yang telah dan akan dilaksanakan oleh LLDikti Wilayah XV, terlebih program-program yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan di NTT.
Andriko menyampaikan bahwa hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan yang pertama adalah stunting, karena tingkat stunting di NTT menjadi urutan pertama dengan total 37,9 %. “Stunting muncul dikarenakan minimnya pendidikan baik ibu dan anak. Untuk itu yang ingin saya lakukan adalah gerakan kemanusiaan penanganan stunting di NTT. Kolaborasinya adalah pentahelix yang dimana akademisi menjadi garda terdepan”, ucapnya.
Lebih lanjut Andriko mengatakan mengapa akademisi harus yang terdepan dalam penanganan stunting? Karena salah satu penyebab utama stunting adalah pola asuh yang tidak sesuai. Jika ibunya tidak punya pendidikan itu juga menjadi persoalan sendiri yang dimana ibu tersebut tidak memiliki pendidikan pengalaman dalam mengasuh anak. Sehingga di dalam indikator itu diukurlah pendidikan perempuan, karena pendidikan perempuan itu ternyata berkolerasi sangat kuat terhadap kepedulian berumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan gizi anaknya.
Salah satu hal yang diharapkan adalah dengan adanya beasiswa dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak terbaik untuk belajar. Sehingga dengan adanya beasiswa ini meningkatkan kualitas pendidikan dan memenuhi kebutuhan sumber daya manusia.
LLDikti Wilayah XV juga diharapkan dapat berperan aktif dalam membantu percepatan penanganan stunting di NTT melalui mindset edukasi kepada perguruan tinggi untuk diimplementasikan pada masing-masing perguruan tinggi.
“Bisa juga dengan cara pembekalan sebelum mahasiswa melaksanakan KKN tematik dengan materi stanting yaitu gerakan manusia stanting NTT, gerakan orang tua asuh dan gerakan kemanusiaan”, ujar Andriko.