Kab. Ende, lldikti15.kemdikbud.go.id – Dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan program Pertukaran Mahasiswa Mandiri (PMM-15) pada periode perdana maka LLDIKTI Wilayah XV menggelar Rapat Evaluasi Program PMM-15 bersama Dosen Pengampu Mata Kuliah, PIC, dan Tim Dewan Pakar MBKM LLDIKTI Wilayah XV di Hotel Grand Wisata, Kabupaten Ende pada Senin, 16 Desember 2024.
Program PMM-15 yang dilaksanakan di bawah koordinasi LLDIKTI Wilayah XV merupakan salah satu wujud implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka Mandiri (MBKM-Mandiri). Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar lintas kampus atau lintas program studi kepada para mahasiswa melalui pertukaran mahasiswa antar perguruan tinggi di wilayah provinsi NTT. Selain itu program ini juga diharapkan dapat memperkuat kerjasama antar perguruan tinggi serta meningkatkan kualitas lulusan yang adaptif dan berdaya saing.

Ketua Tim Kerja Fasilitasi Pembelajaran dan Kemahasiswaan LLDikti Wilayah XV Benediktus Gaya, S.Pd., MM dalam sambutannya mengatakan program ini unik karena memungkinkan mahasiswa mengambil mata kuliah di perguruan tinggi lain tanpa biaya tambahan, dengan dukungan penuh dari Direktorat Belmawa Diktiristek.
“Antusiasme peserta sangat tinggi, dengan lebih dari 2.000 mahasiswa mendaftar dari 20 mata kuliah yang ditawarkan,” ucap Benny.

Wakil Rektor I Universitas Katolik Widya Mandira Dr. Samuel Igo Leton, M.Pd yang merupakan anggota Tim Dewan Pakar MBKM LLDIKTI Wilayah XV menyoroti tantangan dalam implementasi program, termasuk keterbatasan anggaran untuk mengirim mahasiswa mengikuti perkuliahan di luar institusi. Beliau menekankan pentingnya memanfaatkan kesempatan seperti program PMM 15 untuk mendorong partisipasi mahasiswa.
“Kita mendorong mahasiswa kita sebanyak-banyaknya untuk mengambil mata kuliah ini, di luar perguruan tinggi dan di luar program studinya,” ucap Samuel.

Sementara Rektor Universitas Nusa Nipa Dr. Jonas Klemens G. D. Gobang, S.Fil., MA yang juga merupakan anggota Tim Dewan Pakar MBKM LLDIKTI Wilayah XV menekankan pentingnya program MBKM dalam mengembangkan kompetensi dan inovasi mahasiswa. Jonas mengusulkan pendekatan baru, seperti kunjungan dosen pengampu mata kuliah ke kampus masing-masing untuk memberikan inspirasi dan dukungan langsung, terutama untuk mata kuliah praktis seperti public speaking.
“Kegiatan ini berkontribusi dalam peningkatan kualitas pelayanan akademik, mendukung dosen untuk berkegiatan di luar kampus, dan memperluas jejaring mitra kampus”, ujar Jonas.
Semester Ganjil 2024-2025 merupakan periode perdana pelaksanaan PMM-15, dengan jumlah 20 mata kuliah yang diselenggarakan dalam rangka mendukung program ini. Sebanyak 8 PTS berperan sebagai penyelenggara program dan 20 PTS lainnya turut mengirimkan mahasiswa dan mahasiswinya sebagai peserta program PMM-15. Program PMM-15 mendapat antusias yang luar biasa dari para mahasiswa sehingga sebanyak 2.059 mahasiswa yang melamar sebagai peserta PMM-15.