Kupang, lldikti15kemdikbud.go.id — Sebagai bagian dari upaya strategis dalam meningkatkan akses dan partisipasi pendidikan tinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT), Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XV menyelenggarakan kegiatan sosialisasi bertajuk “Ayo Berkuliah” di Aula SMAN 1 Kupang, Selasa (9/9). Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 118 siswa kelas XII, dan bertujuan untuk membekali mereka dengan informasi seputar pendidikan tinggi, peluang beasiswa, serta pentingnya literasi karier sejak dini.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program LLDikti Wilayah XV untuk membantu meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi, khususnya di wilayah NTT yang masih menghadapi tantangan besar dalam hal keterjangkauan dan persepsi masyarakat terhadap pentingnya kuliah.

Dalam sambutannya, Kepala LLDIKTI Wilayah XV, Prof. Dr. Adrianus Amheka, ST., M.Eng., menegaskan bahwa pendidikan tinggi merupakan pilar utama pembangunan sumber daya manusia di NTT. Ia mengajak para siswa untuk tidak ragu melanjutkan pendidikan, terlebih pemerintah telah menyediakan berbagai program bantuan seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, beasiswa prestasi, dan jalur afirmasi lainnya.
“Jangan takut kuliah. Pemerintah sudah menyediakan KIP Kuliah dan berbagai bentuk bantuan lainnya. Tinggal bagaimana kita menyiapkan diri dengan serius,” ujarnya, seraya menekankan bahwa pendidikan bukan sekadar soal ijazah, tetapi soal daya saing dan kontribusi bagi bangsa dan daerah.

Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala SMAN 1 Kupang, Dra. Marcelina Tua, M.Si., yang menyambut baik inisiatif ini. Ia menilai kegiatan ini sangat penting dalam membuka wawasan siswa, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga sederhana.
“Semua siswa perlu mendapat informasi yang setara tentang pendidikan tinggi dan beasiswa. Ini penting untuk masa depan mereka,” ungkap Marcelina. Ia juga menyampaikan bahwa sekolah akan menggelar sesi lanjutan untuk siswa kelas XII yang belum sempat mengikuti kegiatan ini.

Salah satu narasumber utama dalam kegiatan ini adalah dosen Politeknik Negeri Kupang, Sulche Ifone Nafi, SE., M.Sc., Ph.D., yang memaparkan berbagai jalur masuk perguruan tinggi serta skema beasiswa yang bisa diakses siswa, termasuk beasiswa luar negeri dan program student loan yang kini mulai diterapkan di beberapa kampus ternama.
Sulche juga membagikan kisah inspiratif pribadinya saat menempuh pendidikan S3 di luar negeri, yang menjadi motivasi bagi para siswa bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk meraih pendidikan tinggi.
“dengan memiliki semangat dan informasi yang tepat, saya bisa lanjut studi hingga S3 di luar negeri. Beasiswa itu ada, asal kita siap dan punya kemauan,” ujarnya penuh semangat.
Kegiatan berlangsung interaktif, ditandai dengan sesi tanya jawab yang aktif antara siswa dan narasumber. Para siswa tampak antusias menanyakan jalur masuk ke perguruan tinggi, tips mendapatkan beasiswa, hingga prospek kerja dari berbagai jurusan yang ditawarkan.
Provinsi NTT masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan tinggi. Masalah geografis, keterbatasan ekonomi, serta minimnya informasi menjadi faktor utama rendahnya APK. Melalui program “Ayo Berkuliah”, LLDIKTI Wilayah XV berkomitmen melakukan intervensi strategis dan kampanye edukatif di sekolah-sekolah menengah atas untuk mendorong generasi muda melanjutkan studi.
Program ini tidak hanya berfokus pada perluasan akses, tetapi juga pada penguatan literasi bidang-bidang strategis, khususnya STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) yang berperan penting dalam pembangunan daerah. STEM dinilai sangat relevan dengan potensi lokal NTT seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, perikanan, dan teknologi digital.
Melalui sosialisasi ini, LLDIKTI Wilayah XV berharap siswa-siswi di NTT dapat melihat pendidikan tinggi sebagai investasi masa depan, bukan beban. Dengan informasi yang akurat, semangat yang kuat, dan dukungan pemerintah, semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melanjutkan studi dan menjadi bagian dari perubahan positif di daerahnya.
“Pendidikan tinggi adalah pintu menuju masa depan yang lebih baik. Kami berharap siswa dapat menggunakan informasi ini dengan bijak dan menjadikannya bekal dalam menentukan langkah selanjutnya,” tutup Marcelina Tua.